Senin, 10 November 2014

kemeja kotak-kotak dari tahun ke tahun


Kemeja kotak-kotak belakangan ini di INdonesia menjadi buah bibir, pada tahun 2012, pasanagn Jokowi dan Ahok memakai kemeja kotak-kotak dalam kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Pemilihan kemeja kotak-kotak ini katanya adalah dasar komitmen mereka dalam bekerja untuk rakyat dengan turun langsung ke lapangan. Namun, disini bukan untuk membahas kedua pejabat tersebut melainkan perjalanan Kemeja Kotak-kotak dari Waktu ke Waktu.

Tahun ke Tahun
Kemeja kotak-kotak awalnya berhubungan erat dengan jiwa pemberontakan dan kebebasan. Hal ini tidak terlepas dari sejarah motif kotak-kotak itu sendiri. Tartan (cikal bakal motif kotak-kotak saat ini) adalah motif kotak-kotak pada kilt (seperti rok) yang dipakai oleh orang Scotland sebagai pakaian tradisional penduduk dataran tinggi di Scotland pada abad ke-16, dan pada abad ke-19, kilt ini mulai dipakai oleh penduduk Skotlandia secara umum. Lalu suku di Celtic, membawa kilt ini lebih meluas lagi, sehingga menjadi warisan budaya mereka. Pada saat itu sudah menjadi hal yang umum untuk pakaian dengan bahan wol menggunakan motif tartan. Motif tartan saat itu menjadi warna tradisi pada saat berburu.
1850
Woolrich, sebuah perusahaan dari Pennsylvania, meluncurkan kemeja Buffalo Check dengan motif kotak-kotak dengan dua warna. Sampai saat ini kemeja ini dapat kita temui dan masih di jual.

 
1914
William Laughead, seorang copywriter, memperkenalkan sosok penebang kayu yang menjadi pahlawan rakyat yaitu Paul Bunyan dalam serangkaian pamflet untuk Red River Lumber Company. Legenda Bunyan telah diabadikan dalam kartun, patung, dan taman bermain.
1939
Red Flannel Day dimulai di Cedar Springs, Michigan, setelah kota itu menjadi terkenal karena memproduksi sweater flanel berwarna merah. Kota ini masih menyelenggarakan festival besar Red Flannel pada weekend terakhir bulan September sampai dengan weekend pertama di bulan Oktober.
1963
The Beach Boys membuat kemeja flanel kotak-kotak Pendleton menjadi terkenal setelah memakainya di cover album “Surfer Girl.”
1970-an
John Fogerty ujung tombak dari grup band rock Creedence Clearwater Revival mempopulerkan kemeja kotak-kotak dan kemudian menjadi ciri khas Fogerty sampai saat ini.
1974
perusahaan Georgia-Pacific dari Atlanta, Amerika Serikat meluncurkan produk kertas tissue (paper towels) dengan merk Brawny. Mereka memakai gambar seorang pria berkumis yang mengenakan kemeja kotak sebagai ikon dari Brawny, yang kemudian popular dengan sebutan The Brawny Man. Pada tahun 2002, Georgia-Pacific memutuskan untuk mengganti ikon Brawny dengan wajah yang lebih fresh. Akan tetapi kemeja kotak tetap melekat pada ikon baru ini.
1978
dalam usahanya menjadi kantor gubernur Tennessee, senator Lamar Alexander berjalan sepanjang 1.000 mil di seluruh negara bagian Amerika Serikat dengan memakai kemeja flanel kotak-kotak merah dan hitam. Lamar berhasil menjadi gubernur selama 8 tahun. Kemeja flanel merah hitam menjadi trademark Lamar Alexander pada saat itu.
1979
film “The Dukes of Hazzard” pertama kali ditayangkan di CBS. Setelah film itu diputar, para pria mulai meminjamkan kemeja kotak-kotak mereka untuk dipakai para istri dan kekasihnya.
1990 ~
Tahun 90-an, kotak-kotak mendapat kembali pengakuannya sebagai pemberontakan setellah Kurt Cobain sering menggunakan kemeja kotak-kotak. Tahun 2000an masyarakat muda di Jepang membuat bahan pakaian ini menjadi idup kembali, dikombinasikan dengan celana Selvedge, sepatu boots dan tentunya kemeja kotak-kotak dengan dalaman kaos berwarna lembut. Apapun referensinya, kemeja kotak-kotak dikaitkan dengan hidup di pinggiran yang keras dan kasar, atau pada masyarakat yang berjiwa pemberontak. Ada periode waktu yang baik selama era punk rock dari 70-an dan ke 80 yang memakai kemeja kotak-kotak sebagai gaya berpakaian mereka. Sampai saat ini kemeja motif kotak-kotak sudah menjadi trend fashion yang tak akan lekang oleh waktu.

http://artikel.okeschool.com/artikel/fashion-dan-model/832/kemeja-kotak-kotak-dari-waktu-ke-waktu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar