Kemeja kotak-kotak belakangan ini di INdonesia
menjadi buah bibir, pada tahun 2012, pasanagn Jokowi dan Ahok memakai kemeja
kotak-kotak dalam kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Pemilihan kemeja
kotak-kotak ini katanya adalah dasar komitmen mereka dalam bekerja untuk
rakyat dengan turun langsung ke lapangan. Namun, disini bukan untuk membahas
kedua pejabat tersebut melainkan perjalanan Kemeja Kotak-kotak dari Waktu ke
Waktu.
Tahun ke Tahun
Kemeja kotak-kotak awalnya berhubungan
erat dengan jiwa pemberontakan dan kebebasan. Hal ini tidak terlepas
dari sejarah motif kotak-kotak itu sendiri. Tartan (cikal bakal motif
kotak-kotak saat ini) adalah motif kotak-kotak pada kilt (seperti rok) yang
dipakai oleh orang Scotland sebagai pakaian tradisional penduduk dataran tinggi
di Scotland pada abad ke-16, dan pada abad ke-19, kilt ini mulai dipakai
oleh penduduk Skotlandia secara umum. Lalu suku di Celtic, membawa kilt
ini lebih meluas lagi, sehingga menjadi warisan budaya mereka. Pada saat itu
sudah menjadi hal yang umum untuk pakaian dengan bahan wol menggunakan
motif tartan. Motif tartan saat itu menjadi warna tradisi pada saat
berburu.
1850
Woolrich, sebuah perusahaan dari Pennsylvania,
meluncurkan kemeja Buffalo Check dengan motif kotak-kotak dengan dua warna.
Sampai saat ini kemeja ini dapat kita temui dan masih di jual.
1914
William Laughead, seorang copywriter,
memperkenalkan sosok penebang kayu yang menjadi pahlawan rakyat yaitu Paul
Bunyan dalam serangkaian pamflet untuk Red River Lumber Company. Legenda Bunyan
telah diabadikan dalam kartun, patung, dan taman bermain.
1939
Red Flannel Day dimulai di Cedar Springs, Michigan,
setelah kota itu menjadi terkenal karena memproduksi sweater flanel berwarna
merah. Kota ini masih menyelenggarakan festival besar Red Flannel pada weekend
terakhir bulan September sampai dengan weekend pertama di bulan Oktober.
1963
The Beach Boys membuat kemeja flanel kotak-kotak
Pendleton menjadi terkenal setelah memakainya di cover album “Surfer Girl.”
1970-an
John Fogerty ujung tombak dari grup band rock
Creedence Clearwater Revival mempopulerkan kemeja kotak-kotak dan kemudian
menjadi ciri khas Fogerty sampai saat ini.
1974
perusahaan Georgia-Pacific dari Atlanta, Amerika
Serikat meluncurkan produk kertas tissue (paper towels) dengan merk Brawny.
Mereka memakai gambar seorang pria berkumis yang mengenakan kemeja kotak
sebagai ikon dari Brawny, yang kemudian popular dengan sebutan The Brawny Man.
Pada tahun 2002, Georgia-Pacific memutuskan untuk mengganti ikon Brawny dengan
wajah yang lebih fresh. Akan tetapi kemeja kotak tetap melekat pada ikon baru
ini.
1978
dalam usahanya menjadi kantor gubernur Tennessee,
senator Lamar Alexander berjalan sepanjang 1.000 mil di seluruh negara bagian
Amerika Serikat dengan memakai kemeja flanel kotak-kotak merah dan hitam. Lamar
berhasil menjadi gubernur selama 8 tahun. Kemeja flanel merah hitam menjadi
trademark Lamar Alexander pada saat itu.
1979
film “The Dukes of Hazzard” pertama kali
ditayangkan di CBS. Setelah film itu diputar, para pria mulai meminjamkan
kemeja kotak-kotak mereka untuk dipakai para istri dan kekasihnya.
1990 ~
Tahun 90-an, kotak-kotak mendapat kembali
pengakuannya sebagai pemberontakan setellah Kurt Cobain sering
menggunakan kemeja kotak-kotak. Tahun 2000an masyarakat muda di Jepang
membuat bahan pakaian ini menjadi idup kembali, dikombinasikan dengan celana
Selvedge, sepatu boots dan tentunya kemeja kotak-kotak dengan dalaman kaos
berwarna lembut. Apapun referensinya, kemeja kotak-kotak dikaitkan dengan
hidup di pinggiran yang keras dan kasar, atau pada masyarakat yang berjiwa
pemberontak. Ada periode waktu yang baik selama era punk rock dari 70-an dan ke
80 yang memakai kemeja kotak-kotak sebagai gaya berpakaian mereka. Sampai
saat ini kemeja motif kotak-kotak sudah menjadi trend fashion yang tak akan
lekang oleh waktu.
http://artikel.okeschool.com/artikel/fashion-dan-model/832/kemeja-kotak-kotak-dari-waktu-ke-waktu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar